STRATEGI HUMAS DALAM MEMPUBLIKASIKAN INFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA PT PLN (PERSERO) RAYON DI SAMARINDA ILIR


Artikel  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  dan  mengambarkan  strategi 

humas  dalam  mempublikasikan  informasi  pelayanan  publik  pada  PT  PLN 

(persero)  Rayon  di  Samarinda  Ilir  dan  untuk  mengetahui  faktor  penghambat 

dalam menjalankan strategi humas tersebut. Penilitian ini mengunakan metode 

penelitian  deskriptif  kualitatif  yaitu  penelitian  yang  berusaha  mengambarkan 

atau  mendeskripsikan  objek  yang  diteliti  berdasarkan  fakta  di  lapangan, 

dengan mengunakan informan sebagai sumber data. Data-data yang disajikan 

mengunakan  data  primer  dan  data  sekunder  melalui  wawancara  mendalam, 

obsevasi  lapangan,  dokumentasi  kegiatan,  referensi  yang  berkaitan  dengan 

penelitian  dan  data  dari  internet.  Kemudian  teknik  analisis  data  yang 

digunakan  pada  penelitian  ini  adalah  data  kualitatif  dengan  model  interaktif 

dari  Metthew  B.  Miles  dan  Michael  Huberman.  Hasil  dari  penelitian  ini 

menunjukan  bahwa  strategi  humas  yang  digunakan  oleh  PT  PLN  (persero) 

Rayon  dalam  mempublikasikan  informasi  pelayanan  publik  yaitu  melalui 

berbagai  perencanaan-perencanaan  antaranya  yang  meliputi  (1).  Strategi 

publikasi  PT  PLN  (persero)  Rayon  dalam  mempublikasikan  informasi 

pelayanan  publik  (2).  Media  yang  digunakan  untuk  menyampaikan  pesan 

Adapun  yang  menjadi  faktor  penghambat  yang  dialami  dalam  upaya 

mempublikasikan  informasi  pelayanan  publik  yaitu  berupa  hambatan  teknis 

dan  psikologis.  Strategi  komunikasi  yang  dilaksanakan  sudah  berjalan  cukup 

baik walaupun masih ada kekurangan dalam pelaksanaannya. 

Kata Kunci : Strategi Humas, pelayanan publik 

PENDAHULUAN 

Komunikasi  sangat  dibutuhkan  dalam  kehidupan  manusia  pada 

umumnya.  Melalui  komunikasi,  manusia  dapat  mengetahui  informasi  yang 

diperlukan  dari  orang  lain  sehingga  menjadikan  manusia  yang  tadinya  tidak 

tahu  menjadi  tahu,  yang  akhirnya  akan  mengerti  dan  memahami  pesan  yang 

sudah  tersampaikan  akan  dapat  menghasilkan  feedback,  yaitu  adanya  reaksi. 

Komunikasi  merupakan  kunci  hubungan  masyarakat  dalam 

mengkomunikasikan  pesan  yang  tepat  kepada  publik,  karyawan,  dan  sasaran 

pendengar spesifik.  


Perusahaan  Listrik  Negara  atau  PT.  PLN  (Persero)  saat  ini  adalah 

BUMN milik pemerintah yang diberi hak monopoli (sesuai dengan UUD 1945 

pasal 33) untuk memasok listrik kepada masyarakat (konsumen).  Lembaga ini 
tidak  hanya  berwenang  dalam  mengatur  distribusi  maupun  sumber 
pemasokannya,  akan  tetapi  juga  mengambil  bagian  dalam  mengatur  jalur 
administrasi pelayanan publik. 
Sekalipun  statusnya  saat  ini  sudah  menjadi  swasta,  akan  tetapi 
profesionalitasnya terlihat tidak konsisten hingga saat ini. 
Di  beberapa  masyarakat  tertentu,  listrik  mempunyai  peran  yang  sangat 
penting yaitu sebagai penggerak aktivitas ekonomi. PLN seharusnya menyadari 
posisi  dari  masyarakat  sebagai  konsumen,  bukan  sekedar  pengguna  yang 
berkewajiban  membayar  atau  melunasi  kewajibannya.  Sebagai  satu-satunya 
badan  usaha  atau  institusi  yang  bertanggung  jawab  terhadap  pasokan  energi 
listrik  nasional,  PLN  masih  belum  mampu  menyediakan  listrik  yang  murah 
bagi rakyat bahkan bisa dibilang bahwa PLN sering rugi, ada saja alasan yang 
hingga  saat  ini  masih  mengambang  solusinya  seperti  harga  BBM  (termasuk 
harga  minyak  dunia)  dan  keterbatasan  pasokan  daya  pembangkit  listrik  yang 
kemudian PLN kewalahan 
dalam  mensuplai  kebutuhan  listrik  untuk  rakyat,  hal  ini  disebabkan  karena 
banyaknya  pencurian  listrik  yang  sebagian  besar  tidak  dapat  diantisipasi  oleh 
PLN  karena  adanya  keterlibatan  “orang  dalam”.  Kemudian  harga  listrik  yang 
terus  melambung  (meningkat)  setiap  tahunnya,  sementara  itu  dari  sisi  kinerja 
pelayanan publik tidak pernah mengalami peningkatan.   
  Humas  PT.  PLN  (persero)  Rayon  berperan  penting  dalam 
mempublikasikan  produk  PLN  dan  juga  informasi  tentang  PLN.  Untuk  itu 
Humas  PT.  PLN  (persero)  Rayon  melakukan  kegiatan  kehumasan  sebagai 
bentuk  dari  fungsi  Public  Relations  antara  lain  membuat  sebuah  program 
kegiatan  yang  dapat  memberikan  keuntungan  bagi  perusahaan  sebagai  tujuan 
managemen. Program yang merupakan kegiatan kehumasan PT. PLN (persero) 
Rayon  dalam  memperbaiki  pelayanan  PT.  PLN  (persero)  Rayon  dimata 
konsumen  dan  juga  sebagai  kegiatan  Marketing  public  relations.  Terlihat 
dalam  tujuan  Humas  PT.  PLN  (persero)  Rayon  ingin  memperbaiki  citra  PT. 
PLN  serta  mempublikasikan  produk  PT.  PLN,  karena  masih  banyak 
masyarakat  yang  minim  pengetahuan  seputar  PT.  PLN  maupun  produknya, 
membuat  konsumen  maupun  calon  konsumen  peduli  terhadap  PT.  PLN  dari 
produk  maupun  kebijakannya,  juga  media  yang  belum  bisa  menjangkau  dan 
efektif dalam publikasi.    
  Proses  komunikasi  yang  dilakukan  humas  baik  itu  yang  melibatkan 
publik  internal  maupun  publik  eksternal  sangat  penting  artinya,  karena  PT. 
PLN (persero) institusi yang bertujuan mencari laba tapi institusi yang menitik 
beratkan pada pemberian pelayanan kepada umum (masyarakat).  
  Berdasarkan  permasalahan  diatas  diwilayah  samarinda  ilir  khususnya 
wilayah  kota  masih  banyak  sekali  calon  konsumen  PLN  maupun  konsumen 
yang belum resmi menggunakan listrik. Untuk itu program pemasaran keliling 

diharapkan  dapat  menjaring  konsumen  yang  ada  diluar,  serta  sebagai  bentuk 
pelayanan PLN kepada konsumen dengan datang langsung di masyarakat. APJ 
(Area  Pelayanan  Jaringan)  Samarinda  ilir  mengawasi  dan  juga  mengontrol 
kegiatan pemasaran keliling agar segala macam hambatan maupun kekurangan 
nantinya dapat dievaluasi.  
  Berdasarkan  penjelasan  tersebut  yang  menjadi  alasan  peneliti  adalah 
keberadaan layanan PT. PLN (persero) Rayon Ilir dapat membantu melengkapi 
dan  mempermudah  masyarakat  dalam  mendapatkan  informasi  lebih  mengenai 
kelistrikan di Kalimantan Timur, khususnya di Samarinda ilir. 
  Melihat  dari  latar  belakang  diatas,  maka  Penulis  tertarik  untuk 
melakukan  penelitian  di  PT.  PLN  (persero)  Rayon  dengan  judul  “Strategi 
Humas  Dalam  Mempublikasikan  Informasi  Pelayanan  Publik  Pada  PT. 
PLN (persero) Rayon Di Samarinda Ilir”.  
Rumusan Masalah 
Berdasarkan  latar  belakang  yang  telah  dikemukakan  di  atas  maka 
penelitian  merumuskan  permasalahan  yang  akan  diangkat  dalam  penelitian, 
yaitu:  
1.  Bagaimana  Strategi  Humas  Dalam  Mempublikasikan  Informasi 
Pelayanan Publik Pada PT PLN (persero) Rayon Di Samarinda Ilir  
2.  Apa  saja  hambatan  komunikasi  Dalam  Mempublikasikan  Informasi 
Pelayanan Publik Pada PT PLN (persero) Rayon Di Samarinda Ilir  
Tujuan Penelitian 
Tujuan  penelitian  mengungkapkan  sasaran  yang  ingin  dicapai  dalam 
penelitian.  Isi  dan  rumusan  tujuan  penelitian  mengacu  pada  isi  dan  rumusan 
masalah penelitian. Berikut dari tujuan penelitian : 
1.  Untuk  mengetahui,  mendeskripsikan  dan  menganalisa  Strategi  Humas 
Dalam  Mempublikasikan  Informasi  Pelayanan  Publik  Pada  PT  PLN 
(persero) Rayon Di Samarinda Ilir   
2.  Untuk  mengetahui,  mendeskripsikan  dan  menganalisa  hambatan 
komunikasi Dalam Mempublikasikan Informasi Pelayanan Publik Pada 
PT PLN (persero) Rayon Di Samarinda Ilir 
 
Manfaat Penelitian 
 Adapun kegunaan yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah : 
1.  Secara Teoritis 
a.  Sebagai  sumber  informasi  dan  bahan  pertimbangan  bagi  semua 
pihak yang memerlukan hasil penelitian ini. 
b.  Sebagai bahan perbandingan dan dasar bagi peneliti berikutnya yang 
berkaitan dengan penelitiannya. 
2.  Secara Praktis 
a.  Untuk menambah, memperdalam dan mengembangkan pengetahuan 
penulis  sebagai  latihan  dalam  menuangkan  hasil  pemikiran  dan 
          Strategi Humas Pelayanan Publik PT PLN Di Samarinda (Adi Nugroho Rahutomo) 
327 
 
penelitian  sesuai  dengan  ketentuan  penulisan  karya  ilmiah  di 
Universitas Mulawarman. 
b.  Sebagai  proses  pembelajaran    peneliti  dalam  menganalisis  masalah 
secara ilmiah. 
3.  Secara Akademis 
Penelitian ini diharapkan dapat Berguna sebagai sarana penerapan ilmu 
pengetahuan  dan  menambah  kajian  kepustakaan  khususnya  mahasiswa 
Ilmu Komunikasi FISIP UNMUL. 
 
KERANGKA DASAR TEORI 
 
Teori S-M-C-R-E 
Komunikasi  seperti  dinyatakan  Curtis  yaitu  meliputi  pengiriman  dan 
penerimaan  pesan-pesan  diantara  dua  orang,  kelompok  kecil  masyarakat,  atau 
dalam satu lingkungan atau lebih dengan tujuan untuk mempengaruhi perilaku 
dalam  suatu  organisasi.  Dengan  bahasa  yang  lebih  sederhana,  proses 
komunikasi  dapat  diartikan  sebagai  “transfer  informasi”  atau  pesan-pesan 
(messanges) dari pengiriman pesan sebagai komunikator dan kepada penerima 
pesan  sebagai  komunikan,  dalam  proses  komunikasi  tersebut  bertujuan 
(feedback)  untuk  mencapai  saling  pengertian  (mutual  understanding)  antara 
kedua belah pihak. 
Komunikasi  ditinjau  pada  lima  unsur  utama  yang  disampaikan  pada  teori 
komunikasi Lasswell yaitu : who says what in which channel to whom and with 
what  effect.  Teori  tersebut  sebetulnya  terkandung  formulasi  yang  sama  seperti 
yang  dinyatakan  oleh  Everett  M.  Roger  dan  W.  Floyd  Shoemaker,  dalam 
bukunya  berjudul  Communication  of  innovation.  New  York  :  Free  Press 
(1971),  yaitu  :  “A  common  model  of  communication  is  that  source,  message, 
channel,  receiver,  and  effect”  yang  dikenal  dengan  model  proses  komunikasi 
dengan formula S-M-C-R-E 
   
Strategi 
Strategi  menurut  Thompson  dalam  Oliver  (2007:2)  adalah  “sebagai  cara 
untuk  mencapai  sebuah  hasil  akhir,  yang  menyangkut  tujuan  dan  sasaran 
organisasi.” 
“Strategi  adalah  rencana  jangka  panjang  dengan  diikuti  tindakan-
tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah 
kemenangan” Wikipedia (2012). 
Menurut  Onong  Uchjana  (2004:29)  strategi  pada  hakekatnya  adalah 
perencanaan  (planning)  dan  manajemen  untuk  mencapai  suatu  tujuan.  Namun 
untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang 
hanya  menunjukkan  arah  saja,  tetapi  harus  menunjukkan  bagaimana  taktik 
operasionalnya. 
Gregory  (2004:98)  menyatakan  strategi  adalah  pendekatan  keseluruhan 
untuk suatu program atau kampanye dan sebagai factor pengkoordinasi, prinsip 
yang  menjadi  penuntun,  ide  utama,  dan  pemikiran  dibalik  program  taktik. 
eJournal Ilmu komunikasi, Volume 1, Nomor  2, 2013: 324 - 340 
328 
 
Cutlip,Center  &  Broom  (2006:353)  mendefinisikan  strategi  merupakan 
penentuan  tujuan  dan  sasaran  usaha  jangka  panjang  yang  diadopsi  upaya 
pelaksanaan    alokasi  sumber  daya  yang  diperlukan  untuk  mencapai  tujuan 
tersebut. 
Humas   
Hubungan  masyarakat  (humas)  yang  sering  juga  disebut  Public 
relations  sudah  tidak  asing  lagi,  untuk  memperjelas  apa  itu  humas  maka 
penulis mengutip beberapa pendapat para ahli tentang humas.  
Menururt  (Bonar,  1993:12)  “Humas  adalah  suatu  filsafat  managemen 
yang  memberikan  perioritas  pertama  kepada  kepentingan  masyarakat  didalam 
setiap keputusan dan tindakan”. 
Menurut  (Oemi  Abdurrachman,  2001:25)  “  Humas  adalah  kelanjutan 
dari  proses  penetapan  kebijaksanaan,  penentuan  pelayanan-pelayanan  dan 
sikap  yang  disesuaikan  dengan  kepentingan  orang-orang  atau  golongan  agar 
orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan goodwill dari mereka. 
Sedangkan  menurut  (Ruslan,  2007:7-8)  “Humas  adalah  manajemen 
khas  yang  mendukung  pembinaan  dan  pembangun  upaya  saling 
menguntungkan  melalui  komunikasi,  pengertian,  penerimaan,  dan  kerja  sama 
yang baik antara organisasi dengan publiknya”. 
Strategi Humas    
Mengacu  kepada  pola  strategi  humas,  maka  menurut  Ahmad  S. 
Adnanputra  yang  dikutip  oleh  Ruslan,  (2006:134)  batasan  pengertian  tentang 
strategi humas adalah : 
“  Alternatif  optimal  yang  dipilih  untuk  ditempuh  guna  mencapai 
tujuan humas dalam kerangka suatu rencana humas”. 
Sebagaimana  yang  kita  ketahui  humas  bertujuan  untuk  menegakan 
dan  mengembangkan  suatu  “citra  yang  menguntungkan”  bagi  organisasi  atau 
perusahaan, atau produk barang dan jasa terhadap para stakeholdernya sasaran 
yang terkait yaitu publik internal dan publik eksternal. 
Adapun tahap-tahap kegiatan strategi humas: 
1.  Komponen  sasaran,  umumnya  adalah  stakeholder  dan  publik  yang 
mempunyai  kepentingan  yang  sama.  Sasaran  umum  tersebut  secara 
stuktural  dan  formal  yang  dipersempit  melalui  upaya  segmentasi  yang 
dilandasi  “seberapa  jauh  sasaran  itu  menyandang  opini  bersama,  potensi, 
polemik,  dan  pengaruhnya  bagi  masa  depan  organisasi,  lembaga,  nama 
perusahaan  dan  produk  yang  menjadi  perhatian  sasaran  khusus”.  Maksud 
sasaran khusus disini adalah yang disebut publik sasaran (target publik). 
2.  Komponen  sasaran  yang  pada  strategi  humas  berfungsi  untuk 
mengarahkan  ketiga  kemungkinan  tersebut  kearah  posisi  atau  dimensi 
yang menguntungkan. 
Humas  berfungsi  menciptakan  iklim  yang  kondusif  dan 
mengembangkan  tanggung  jawab  serta  partisipasi  antara  pejabat  humas  dan 
masyarakat  (khalayak  sebagai  sasaran)  untuk  mewujudkan  tujuan  bersama. 
          Strategi Humas Pelayanan Publik PT PLN Di Samarinda (Adi Nugroho Rahutomo) 
329 
 
Fungsi  tersebut  dapat  diwujudkan  melalui  beberapa  aspek-aspek  pendekatan 
atau strategi humas : 
1.  Strategi Operasional  
Melalui  pelaksanaan  program  humas  yang  dilakukan  dengan  pendekatan 
kemasyarakat,  melalui  mekanisme  sosial  cultural  dan  nilai-nilai  yang  berlaku 
dimasyarakat  dari  opini  publik  atau  kehendak  masyarakat.  Artinya  humas 
mutlak  bersikap  atau  berkemampuan  untuk  mendengar,  dan  bukan  sekedar 
mendengar mengenai aspirasi yang ada didalam masyarakat yang dianut. 
2.  Pendekatan Persuasive dan Edukatif 
Fugsi  humas  adalah  menciptakan  komunikasi  dua  arah  (timbal  balik) 
dengan  menyebarkan  informasi  dari  organisasi  kepada  pihak  publiknya  yang 
bersifat  mendidik  dan  memberikan  penerangan,  maupun  dengan  melakukan 
pendekatan persuasif, agar tercipta saling pengertian, menghargai, pemahaman, 
toleransi dan lain sebagainya.  
3.  Pendekatan Tanggung Jawab Sosial Humas 
Menumbuhkan  sikap  tanggung  jawab  sosial  bahwa  tujuan  dan  sasaran 
yang  hendak  dicapai  tersebut  bukan  ditunjukan  untuk  mengambil  keuntungan 
sepihak  dari  publik  sasarannya  (masyarakat),  namun  untuk  memperoleh 
keuntungan bersama.  
4.  Pendekatan kerja sama 
Berupa  membina  hubungan  yang  harmonis  antara  organisasi  dengan 
berbagai  kalangan,  baik  hubungan  kedalam  (internal  relations)  maupun 
hubungan  keluar  (eksternal  relations)  untuk  meningkatkan  kerja  sama.  Humas 
berkewajiban  memasyarakatkan  misi  instansi  yang  diwakilinya  agar  diterima 
dan  mendapat  dukungan  dari  masyarakat,  dan  untuk  memperoleh  opini  publik 
serta  perubahan  sikap  yang  positif  bagi  kedua  belah  pihak  (mutual 
understanding). 
Fungsi Humas 
Berbicara  fungsi  bearti  berbicara  masalah  kegunaan  humas  dalam 
mencapai  tujuan  organisasi  atau  lembaga.  Menurut  Djanalis  Djanaid  yang 
dikutip  oleh  Kusumastuti  (2004:  22-23)  disebutkan  dua  fungsi  humas,  yakni 
fungsi kontruktif dan fungsi korektif. 
1.  Fungsi konstruktif 
Djanalis  menganalogikan  fungsi  ini  sebagai  “perata  jalan”.  Jadi  humas 
merupakan  “garda”  terdepan  yang  dibelakangnya  terdiri  dari  rombongan 
tujuan-tujuan  perusahaan.  Ada  tujuan  marketing,  tujuan  produksi,  tujuan 
personalia  dan  sebagainya.  Peranan  humas  dalam  hal  ini  mempersiapkan 
mental  publik  untuk  menerima  kebijakan  organisasi  atau  lembaga,  humas 
menyiapkan  mental  organisasi  atau  lembaga  untuk  memahami  kepentingan 
publik,  humas  mengevaluasi  prilaku  publik  maupun  organisasi  untuk 
direkomendasikan  kepada  manajemen,  humas  menyiapkan  prakondisi  untuk 
mencapai  saling  pengertian,  saling  percaya  dan  saling  membantu  terhadap 
tujuan-tujuan  publik  organisasi  atau  lembaga  yang  diwakilinya.  Fungsi 
konsrutif  ini  mendorong  humas  membuat  aktivitas  ataupun  kegiatan-kegiatan 
eJournal Ilmu komunikasi, Volume 1, Nomor  2, 2013: 324 - 340 
330 
 
yang terencana, berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif. Termasuk 
disini humas bertindak secara preventif (mencengah). 
2.  Fungsi korektif 
Apabila kita mengibaratkan fungsi konstruktif sebagai “perata jalan” maka 
fungsi  korektif  berperan  sebagai  “pemadam  kebakaran”  yakni  apabila  sebuah 
organisasi  atau  lembaga  terjadi  masalah-masalah  atau  krisis  dengan  publik, 
maka humas baru berperan dalam mengatasi terselesaikannya masalah tersebut. 
Cutlip  and  Center  dalam  Kusumastuti  (2004:  23-24)  mengatakan 
bahwa fungsi humas meliputi hal-hal berikut: 
1.  Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi. 
2.  Menciptakan  komunikasi  dua  arah  secara  timbal  balik  dengan 
menyebarkan  informasi  dari  perusahaan    kepada  publik  dan  menyalurkan 
opini publik pada perusahaan. 
3.  Melayani  publik  dan  memberikan  nasehat  kepada  pimpinan  organisasi 
untuk kepentingan umum. 
4.  Membina  hubungan  secara  harmonis  antara  organisasi  dan  publik,  baik 
internal maupun eksternal. 
Sedangkan  menurut  Edward  L.  Bernays,  yang  dikutip  oleh  Ruslan 
(2003:18) mengatakan ada tiga fungsi utama humas: 
1.  Memberikan penerangan kepada masyarakat. 
2.  Melakukan  persuasi  untuk  mengubah  sikap  dan  perbuatan  masyarakat 
secara langsung. 
3.  Berupaya  untuk  mengintegrasikan  sikap  dn  perbuatan  masyarakat  atau 
sebaliknya, 
Dari  definisi  di  atas  disimpulkan  bahwa  Humas  merupakan  serangkai 
kegiatan  yang  direncanakan  sedemikian  rupa,  teratur  dan  berkesinambungan 
untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuannya tersebut antara lain membentuk 
citra positif perusahaan dimata publik. 
Tujuan Humas   
Humas  pada  hakikatnya  adalah  aktivitas,  maka  sebenarnya  tujuan 
humas dapat dianalogikan sebagai tujuan komunikasi, yakni adanya penguatan 
dan  perubahan  kognisi,  afeksi  dan  perilaku  komunikannya.  Bila  kita  bawa 
kedalam  tujuan  humas,  maka  tujuan  humas  adalah  terjaga  dan  terbentuknya 
kognisi, afeksi dan perilaku positif publik terhadap organisasi atau lembaga. 
Dengan  demikian,  penulis  menyajikan  rumusan  mengenai  tujuan 
humas menurut Kusumastuti (2004: 20-22) sebagai berikut : 
1.  Terpelihara dan Terbentuknya Saling Pengertian (aspek Kognisi). 
Saling  pengertian  dimulai  dari  saling  mengetahui  atau  saling  mengenal. 
Tujuan  humas  pada  akhirnya  adalah  membuat  publik  dan  organisasi  atau 
lembaga  saling  mengenal.  Baik  mengenal  kebutuhan,  kepentingan,  harapan, 
maupun  budaya  masing-masing.  Dengan  demikian  aktivitas  humas  haruslah 
menunjukkan  adanya  usaha  komunikasi  untuk  mencapai  saling  kenal  dan 
mengerti. 
2.  Menjaga dan Membentuk Saling Percaya (aspek afeksi). 
          Strategi Humas Pelayanan Publik PT PLN Di Samarinda (Adi Nugroho Rahutomo) 
331 
 
Bila  tujuan  yang  pertama  mengarah  pada  penguatan  dan  perubahan 
pengetahuan (kognisi), maka tujuan berikutnya adalah lebih pada tujuan emosi, 
yakni pada sikap (afeksi) saling percaya (mutual confidence). Untuk mencapai 
tujuan  saling  percaya  ini,  prinsip-prinsip  komunikasi  persuasif  dapat 
diterapkan.  Sikap  saling  percaya  keberadaannya  masih  bersifat  laten 
(tersembunyi),  yakni  ada  pada  keyakinan  seseorang  (publik)  akan  kebaikan 
atau  ketulusan  orang  lain  (organisasi  atau  lembaga)  dan  juga  pada  keyakinan 
organisasi atau lembaga akan kebaikan atau ketulusan publiknya.  
Kebaikan  atau  ketulusan  masing-masing  dapat  diukur  dengan  etika  moral 
maupun  materi  yang  ditanamkan  dan  ditunjukkan  masing-masing.  Di  sinilah 
humas  menggunakan  perinsip-perinsip  komunikasi  persuasif.  Dia 
mempersuasif  publik  untuk  percaya  kepada  organisasi  atau  lembaga, 
sebaliknya juga organisasi atau lembaga untuk percaya kepada publiknya. 
3.  Memelihara dan Menciptakan Kerjasama (aspek psikomotoris) 
Tujuan  selanjutnya  adalah  dengan  komunikasi  diharapkan  akan 
terbentuknya  bantuan  dan  kerja  sama  nyata.  Artinya,  bantuan  dan  kerja  sama 
ini sudah dalam bentuk perilaku atau termanifestasikan dalam bentuk tindakan 
tertentu.  
Mengacu  pada  tiga  tujuan  diatas,  dapat  diambil  kesimpulan  bahwa  setelah 
pengetahuan  atau  pikiran  dibuka,  emosi  atau  kepercayaan  disentuh  maka 
selanjutnya  perilaku  positif  dapat  diraih.  Pada  akhirnya,  semua  itu  kembali 
pada  tujuan  yang  lebih  besar,  yakni  terbentuknya  citra  atau  image  terhadap 
organisasi atau lembaga dimana humas berada. 
   
Tugas Humas 
Ada  tiga  tugas  humas  dalam  organisasi  atau  lembaga  Menurut 
(Kusumastuti 2004: 25-26) dalam bukunya, sebagai berikut: 
a.  Menginterpretasikan,  menganalisis  dan  mengevaluasi  kecenderungan 
perilaku  publik,  kemudian  direkomendasikan  kepada  manajeman 
untuk  merumuskan  kebijakan  organisasi  atau  lembaga. 
Kecenderungan  prilaku  publik  diklasifikasikan  oleh  Frank  Jeffkins 
menjadi  4  (empat)  situasi  atau  kondisi  kecenderungan  publik  yang 
dihadapi  oleh  humas,  yakni  tidak  tahu,  apatis,  prasangka,  dan 
memusuhi.  Mengacu  pada  klasifikasi  publik  menurut  Jeffkins 
tersebut,  maka  tugas  humas  adalah  merubah  publik  yang  tidak  tahu 
menjadi tahu, yang apatis menjadi peduli, yang berprasangka menjadi 
menerima, dan yang memusuhi menjadi simpati. 
b.  Mempertemukan  kepentingan  organisasi  atau  lembaga  dengan 
kepentingan  publik.  Kepentingan  organisasi  atau  lembaga  dapat  jadi 
jauh berbeda dengan kepentingan publik dan sebaliknya, namun dapat 
juga  kepentingan  ini  sedikit  berbeda  bahkan  dapat  juga 
kepentingannya  sama.  Dalam  kondisi  yang  manapun,  tugas  humas 
adalah  mempertemukan  kepentingan  ini  menjadi  saling  dimengerti, 
dipahami, dihormati, dan dilaksanakan. 
eJournal Ilmu komunikasi, Volume 1, Nomor  2, 2013: 324 - 340 
332 
 
c.  Mengevaluasi  program-program  organisasi  atau  lembaga,  khususnya 
yang  berkaitan  dengan  publik.  Tugas  mengevaluasi  program 
manajemen  ini  mensyaratkan  kedudukan  dan  wewenang  humas  yang 
tinggi  dan  luas.  Karena  tugas  ini  dapat  berarti  humas  memiliki 
wewenang  untuk  memberi  nasihat  apakah  suatu  program  sebaiknya 
diteruskan ataukah ditunda ataukah dihentikan. Disini humas bertugas 
untuk senatiasa memonitor semua program. 
Sedangkan  menurut  Astrid  S.  Susanto  dalam  (Kusumastuti  2004:  26) 
menyatakan tugas humas perusahaan sebagai berikut: 
a.  Mendidik melalui kegiatan nonprofit suatu publik untuk menggunakan 
barang dan jasa instansinya. 
b.  Mengadakan  usaha  untuk  mengatasi  salah  paham  antara  instansi 
dengan publik. 
c.  Meningkatkan penjualan barang dan jasa. 
d.  Meningkatkan  kegiatan  perusahaan  yang  berkaitan  dengan  kegiatan 
masyarakat sehari-hari. 
e.  Mendidik  dan  meningkatkan  tuntutan  serta  kebutuhan  masyarakat 
akan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. 
Mencegah  pergeseran  penggunaan  barang  atau  jasa  yang  sejenis  dari  pesaing 
perusahaan oleh konsumen. 
Ruang Lingkup Humas 
Keberadaan dan manfaat profesi humas pertama sekali mulai di kenal 
pada  tahun  1906.  Oleh  seorang  jurnalis  bernama  Ivy  Ledbetter  Lee  yang 
kemudian  dikenal  sebagai  bapak  “Humas  dunia”.  Ia  memanfaatkan  fungsi 
kegiatan  strategi  humas  melalui  publikasi  (publicity),  publikasi  (publications), 
periklanan  (advertising),  promosi  (promotions),  hubungan  dengan  publik 
(public  relations),  sebagai  ruang  lingkup  strategi  dan  tugas  kehumasan 
(Roeslan, 1997;5). 
Dalam  aktivitasnya,  humas  berusaha  menyelenggarakan  komunikasi 
timbal balik (two-way communication) antara perusahaan atau lembaga dengan 
pihak  publik  yang  bertujuan  untuk  menciptakan  saling  pengertian  dan 
dukungan  bagi  tercapainya  suatu  tujuan  tertentu,  kebijakan,  kegiatan  produksi 
barang  atau  pelayanan  jasa  dan  sebagainya,  demi  kemajuan  perusahaan  atau 
citra positif bagi lembaga bersangkutan. 
Pada  pelaksanaan  kegiatan  komunkasi  pada  prateknya  tidak  terlepas 
dari  hubungannya  dengan  publik  luar  lembaga/instansi.  Hal  ini  dikarenakan 
bahwa  kegiatan  strategi  humas  tersebut  bertujuan  untuk  memperoleh  dan 
memelihara  hubungan  dengan  baik  publik.  Sasaran  kegiatan  strategi  humas 
terbagi menjadi dua, yaitu : 
1.  Internal  Public  Relations,  adalah  orang-orang  yang  berada  atau  tercakup 
oleh  lembaga  /  instansi,  keseluruhan  pegawai  mulai  dari  staf  sampai 
karyawan bawahan. 
2.  Eksternal Public Relations, adalah orang-orang  yang ada diluar lembaga / 
instansi  yang  ada  hubungannya  dan  diharapkan  ada  hubungannya. 
(Effendy, 1989:110) 
          Strategi Humas Pelayanan Publik PT PLN Di Samarinda (Adi Nugroho Rahutomo) 
333 
 
Dengan  adanya  kegiatan  tersebut  di  harapkan  terpeliharanya 
komunikasi yang baik antara publik dengan khalayaknya. 
Dalam  humas  terdapat  suatu  usaha  untuk  mewujudkan  suatu 
hubungan  yang baik antara suatu badan dengan publiknya. Usaha-usaha untuk 
memberikan  atau  menanamkan  kesan  yang  menyenangkan,  sehingga  akan 
timbul opini publik yang menguntungakan bagi kelangsungan hidup badan itu. 
Hal  ini  dapat  dilaksanakan  oleh  humas  dengan  menunjukkan  hal-hal  positif 
tentang  apa  yang  telah  dilaksanakan  dan  direncanakannya,  salah  satu 
aplikasinya,  yaitu  memberikan  keterangan  atau  penjelasan  kepada  publik 
dengan jujur, sehingga publik  merasa well-informed dan di ikut sertakan dalam 
usaha badan tersebut. 
Humas  pada  dasarnya  berfungsi  untuk  menghubungkan  public-public 
atau pihak-pihak yang berkepentingan di dalam suatu instansi atau perusahaan. 
Hubungan  yang  efektif  antara  pihak  yang  berkepentingan  itu,  adalah  hal  yang 
penting demi tercapainya kepentingan dan kepuasan pelanggan. 
Di dalam humas terdapat “Two way communications” sebagai ciri khas 
dari  humas.  Wilbur  Schram  di  dalam  bukunya  The  Process  Effect  Of  Mass 
Communications,  mengemukakan  bahwa  bila  kita  mengadakan  komunikasi 
kita  berusaha  untuk  mengadakan  komunikasi  berarti  kita  berusaha  untuk 
mengadakan  persamaan  dengan  orang  lain.  Sesuai  dengan  defiinisi-definisi  di 
atas  maka  kata-kata  atau  message  (pesan)  yang  disampaikan  komunikator 
harus  mempunyai  pengertian  yang  sama  dengan  komunikan  agar  dapat 
dimengerti.  Sehingga  komunikator  akan  mengetahui  bagaimana  reaksi  dan 
respon  dari  komunikan  terhadap  pesan  yang  akan  disampaikan,  hal  ini 
merupakan  salah  satu  faktor  utama  dalam  humas  sesuai  dengan  fungsinya. 
Tanpa pengertian maka reaksi  yang diharapkan didalam humas mungkin tidak 
akan  tercapai.  Dengan  adanya  reaksi  publik,  maka  seluruh  proses  komunikasi 
akan terjadi di dalam humas. 
 
Pengertian Publikasi 
 Onong  Uchjana  (1989  :  292)  menjabarkan  pengertian  publikasi 
sebagai berikut : 
1.  Publikasi  adalah  kegiatan  menyebarluaskan  informasi  kepada  khalayak 
dengan menggunakan media komunikasi. 
2.  Informasi sebagai hasil menyebarluaskan melalui media komunikasi. 
Philip  dan  Herbert  dalam  Rosady  Ruslan  (2005  :  54),  mengatakan 
bahwa  “publikasi  merupakan  tugas  humas  dalam  menceritakan  atau 
menyampaikan  informasi  sebanyak  mungkin  pesan  atau  informasi  mengenai 
kegiatan perusahaan kepada masyarakat luas”. 
Kustadi  Suhadang  (2004  :  75)  mengartikan  “publikasi  sebagai 
kegiatan  yang  membuat  publik  tahu,  lebih  tepatnya  diartikan  sebagai 
pengolahan dan penyebaran tulisan untuk konsumsi publik, termasuk informasi 
yang tertuang pada buku teks, kayak non-fiksi,surat kabar, dan lainnya”. 
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa 
publikasi  merupakan  suatu  kegiatan  dalam  menyampaikan  dan 
eJournal Ilmu komunikasi, Volume 1, Nomor  2, 2013: 324 - 340 
334 
 
menyebarluaskan  pesan  atau  informasi  yang  berkaitan  dengan  lembaga  atau 
organisasi  kepada  publik  internal  maupun  ekstenal  dengan  menggunakan 
media komunikasi sebagai saluran penyampaian pesan yang efektif.  
 
Pelayanan Publik 
  Pelayanan  publik  akan  dapat  terlaksana  dengan  baik  dan  memuaskan 
apabila  didukung  oleh  beberapa  faktor  antara  lain  kesadaran  para  pejabat 
pimpinan dan para pelaksana, adanya aturan yang memadai, organisasi dengan 
mekanisme  sistem  yang  dinamis,  pendapatan  pegawai  yang  cukup  untuk 
memenuhi  kebutuhan  hidup  minimum,  kemampuan  dan  keterampilan  yang 
sesuai  dengan  tugas/pekerjaan  yang  dipertanggung  jawabkan,  dan  tersedianya 
sarana  pelayanan  sesuai  dengan  jenis  dan  bentuk  tugas  pelayanan.  Faktor 
pendukung  pelayanan  ialah  sarana  yang  ada  untuk  melaksanakan  tugas 
layanan. 
  Bentuk layanan dalam Moenir (2001:190) terbagi menjadi tiga macam 
yaitu : 
1.  Layanan  dengan  lisan,  memberikan  penjelasan  atau  keterangan  kepada 
siapapun  yang  memerlukan.  Supaya  layanan  lisan  berhasil  sesuai  dengan 
yang  diharapkan,  ada  syarat-syarat  yang  harus  dipenuhi  oleh  pelaku 
layanan yaitu :  
a.  Memahami  benar  masalah-masalah  yang  termasuk  dalam  bidang 
tugasnya. 
b.  Mampu  memberikan  pejelasan  apa  yang  perlu  dengan  lancar, 
singkat  tapi  cukup  jelas  sehingga  memuaskan  bagi  mereka  yang 
ingin memeperoleh kejelasan mengenai sesuatu. 
c.  Bertingkah laku sopan dan ramah-tamah. 
d.  Meski  dalam  keadaan  ”sepi”  tidak  ”berbincang-bincang”  dan 
bercanda dengan teman, karena menimbulkan kesan tidak disiplin 
dan melalaikan tugas. 
2.  Layanan  melalui  tulisan,  layanan  melalui  tulisan  merupakan  bentuk 
layanan  yang  paling  menonjol  dalam  pelaksanaan  tugas.  Layanan  tulisan 
terdiri atas dua golongan, pertama layanan berupa petunjuk, informasi dan 
yang  sejenis  ditujukan  pada  orang-orang  yang  berkepentingan,  agar 
memudahkan  mereka  dalam  berurusan  dengan  instansi  atau  lembaga. 
Kedua  layanan  berupa  reaksi  tertulis  atau  permohonan,  laporan,  keluhan, 
pemberi/penyerahan, pemberitahuan dan lain sebagainya. 
3.  Layanan  berbentuk  perbuatan,  pada  umumnya  layanan  dalam  bentuk 
perbuatan  70-80%  dilakukan  oleh  petugas-petugas  tingkat  menengah  dan 
bawah.  Karena  itu  faktor  keahlian  dan  keterampilan  petugas  tersebut 
sangat menentukan terhadap hasil perbuatan atau pekerjaan. 
  Pelayanan  publik  menurut  kurniawan  dalam  Pasolong  (2007:128) 
adalah  pemberian  pelayanan  (melayani)  keperluan  orang  lain  atau  masyarakat 
yang  mempunyai  kepentingan  pada  organisasi  itu  sesuai  dengan  aturan  pokok 
dan tata cara yang telah ditetapkan. 
          Strategi Humas Pelayanan Publik PT PLN Di Samarinda (Adi Nugroho Rahutomo) 
335 
 
  Pelayanan  publik  di  PT.  PLN  (persero)  sangat  menentukan  citra  PT. 
PLN  (persero)  tersebut,  oleh  karena  itu  maka  unit-unit  yang  berhubungan 
langsung  maupun  tidak  langsung  dengan  publik  harus  memahami  dan 
bertanggung  jawab  dengan  tugas  masing-masing.  Dalam  sugiarto  (2002:20) 
unit atau orang yang berhubungan dengan pelayanan publik : 
1.  Petugas keamanan (satpam) 
2.  Penjaga parkir 
3.  Petugas informasi 
4.  Petugas tata usaha dan SDM 
5.  Tenaga teknisi 
6.  Petugas kebersihan 
 
PEMBAHASAN  
Media Internal Humas   
1.  Majalah  
  Pembahasan  hasil  penelitian  yang  dilakukan  oleh  peneliti,  peneliti 
mendapatkan  hasil  setelah  wawancarai  informan  perwakilan  pegawai  PT  PLN 
(Persero)  Rayon  memanfaatkan  majalah  “suluh  etam”  sebagai  alat  untuk 
mengkondinasikan  sebuah  informasi.  Peneliti  mendapatkan  sebuah  hasil 
penelitian  hambatan  dalam  menyampaikan  sebuah  informasi  karena  ada 
ketidak tertarikan dari pegawai untuk memanfaatkan majalah “suluh etam”. 
  Jumlah  pegawai  yang  tidak  sedikit  melatarbelakangi  adanya 
perbedaan  persepsi,  dalam  hal  ini  majalah  “suluh  etam”  digunakan  sebagai 
media  untuk  menyamaratakan  sebuah  persepsi  kepada  pegawai,  agar  pegawai 
dapat menyampaikan persepsi yang sama kepada konsumen. 
  Dalam  segi  komunikasi  internal,  majalah  “suluh  etam”  telah  menjadi 
media  dalam  jalannya  komunikasi  internal  diperusahaan  baik  komunikasi 
vertikal, komunikasi dari atas kebawah maupun bawah ke atas dan komunikasi 
horizontal, komunikasi sejajar antar pegawai yang sama jabatan. 
  Dapat  dikatakan  media  internal  yang  dilakukan  oleh  pihak  divisi    PT 
PLN  (Persero)  Rayon  tidak  tercapai  karena  tidak  mempengaruhi  perilaku, 
minat  daripada  pegawai  terhadap  sebuah  isu,  baik  isu  kebijakan  maupun  isu 
program  PT  PLN  (Persero).  Majalah  “suluh  etam”  mengharapkan  perhatian 
publik  secara  besar  sedangkan  secara  fakta  sesuai  dengan  wawancara  yang 
dilakukan  oleh  peneliti,  banyak  pegawai  yang  tidak  terpengaruh  bahkan  tidak 
tertarik untuk membaca majalah “suluh etam”. 
 
Media Eksternal Humas  
Media  eksternal  yang  dikelola  oleh  biro  humas  PT  PLN  (Persero) 
Rayon merupakan media perusahaan yang cukup efektif dalam menyampaikan 
segala  hal  yang  perkaitan  dengan  PLN.  Karena  informasi  yang  terdapat 
didalamnya  berkaitan  langsung  dengan  perkembangan  sektor  pembangunan 
citra  positif  yang  dilakukan  oleh  PT  PLN  (Persero)  Rayon.  Seperti  yang  kita 
eJournal Ilmu komunikasi, Volume 1, Nomor  2, 2013: 324 - 340 
336 
 
ketahui, media  yang dikelola oleh PLN biasanya mencakup informasi maupun 
berita yang bersifat edukatif dan persuasif. 
 
1.  Brosur 
Brosur merupakan media informasi yang terdiri dari satu lembar kertas 
ukuran  kwarto  yang  dicetak  bolak  balik  kemudian  dilipat  untuk  dijadikan 
beberapa halaman. 
 
2.  Leaflet 
Leaflet adalah selembaran kertas yang isinya pembahasan tentang suatu 
masalah  yang  disajikan  secara  singkat,  padat,  dan  mudah  dimengerti.  Leaflet 
merupakan selebaran yang tidak dilipat. 
 
3.  Poster  
Poster merupakan jenis brosur yang ditempelkan ditempat-tempat yang 
dianggap  strategis  dan  mudah  dilihat  dan  dijangkau  oleh  publik  atau 
masyarakat  informasi  yang  ditampilkan  sanagt  terbatas  dengan  desain  yang 
menarik perhatian publik. 
 
4.  Papan Pengumuman 
Pada PT PLN (Persero) Rayon papan pengumuman ditempatkan di luar 
sebelah kiri pintu masuk sehingga mudah terlihat, papan pengumuman tersebut 
berwarna putih dan  mudah terlihat oleh  konsumen dan masyarakat. 
 
5.  Website 
Pada  PT  PLN  (persero)  Rayon,  penggunaan  situs  resmi 
www.plnsamarinda.co.id  diperuntukan  sebagai  salah  satu  strategi  humas  PT 
PLN  (persero)  Rayon  untuk  menyampaikan  Informasi  kepada  konsumen, 
penggunaan website dikarenakan jangkauannya sangat luas dan mudah diakses 
dimana  saja.  Informasi  yang  disampaikan  melalui  media  website  ini  adalah 
pesan  informatif  seperti  :  tentang  PLN,  pelayanan,  informasi-informasi  PLN 
serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PT PLN (persero). Informasi yang 
bersifat  hiburan,  seperti  artikel  mengenai  listrik  pintar.  Pesan  yang 
disampaikan melalui media juga bersifat edukatif, seperti himbauan untuk para 
konsumen bayarlah listrik tepat waktu , dan pesan yang bersifat persuasif yaitu 
sosialisasi mengenai listrik pintar. 
 
6.  Akun Sosial Media Facebook dan Twitter 
Akun sosial media Facebook dan Twitter merupakan media publikasi yang 
memiliki  karakteristik  yang  sama  dengan  website  yaitu,  dapat  menyampaikan 
informasi  secara  real  time,  memiliki  jangkauan  yang  luas,  dan  dapat  diakses 
dimana  saja.  Saat  ini,  akun  sosial  media  yang  dimiliki  oleh  PT PLN  (persero) 
Rayon memiliki lebih dari 40 ribu member.  Media ini menyampaikan berupa 
pesan  informatif  seperti  :  tentang  PLN,  pelayanan,  informasi-informasi  PLN 
serta  kegiatan-kegiatan  yang  dilakukan  oleh  PT  PLN  (persero)  Rayon. 
          Strategi Humas Pelayanan Publik PT PLN Di Samarinda (Adi Nugroho Rahutomo) 
337 
 
Informasi  yang  bersifat  hiburan,  seperti  artikel  mengenai  listrik  pintar.  Pesan 
yang disampaikan melalui media juga bersifat edukatif, seperti himbauan untuk 
para konsumen bayarlah listrik tepat waktu , dan pesan yang bersifat persuasif 
yaitu sosialisasi mengenai listrik pintar. 
Media Massa Dalam Mendukung Publikasi Humas 
Media massa berfungsi untuk menyebarkan atau menyampaikan pesan 
komunikasi kepada khalayak, media massa yang dimaksud dalam penelitian ini 
adalah media elektronik melalui televisi TVRI dan media cetak Samarinda Pos 
yang digunakan sebagai jembatan komunikasi untuk menyampaikan pesan dari 
manajemen PLN kepada Konsumen. 
Media  televisi  dan  media  cetak  digunakan  humas  PT  PLN  (persero) 
sebagai  strategi  humas  untuk  memberikan  pelayanan  informasi  kepada 
masyarakat  yang  berupa  informasi  perkembangan  PLN  yang  meliputi  : 
perkembangan  PLN  dalam  mensosialisasikan  produk  maupun  pelayanan  yang 
diberikan oleh PT PLN (persero) Rayon 
Pemilihan  media  televisi  dan  media  cetak  sebagai  strategi  humas  PT 
PLN (persero) Rayon karena media tersebut memiliki jangkauan yang luas dan 
mudah  untuk  dikonsumsi  oleh  masyarakat  Samarinda.  Namun  yang  menjadi 
kendala dalam penggunaan media televisi dan adalah biaya  yang sangat tinggi 
penyampaian  informasi  melalui  media  televisi  dan  media  cetak  tidak  dapat 
dilakukan setiap saat. 
Berdasarkan  pengamatan  penulis  bahwa  penggunaan  media  televisi 
oleh  PT  PLN  (persero)  Rayon  hanya  sebatas  penyiaran  kepentingan  umum 
yang  dijalani  oleh  manajer  PT  PLN  (persero)  Rayon.  Sedangkan,  informasi 
yang  disampaikan  melalui  media  officer  Samarinda  Pos  lebih  lengkap  dan 
menyeluruh  dalam  memberitakan  PT  PLN  (persero)  Rayon.  Mengenai  hal 
tersebut  humas  PT  PLN  (persero)  Rayon  melakukan  evaluasi  untuk 
memaksimalkan  lagi  penyampaian  informasi  kepada  khalayak  melalui  media 
televisi  sebagai  salah  satu  strategi  humas  PT  PLN  (persero)  Rayon  dalam 
menjalin hubungan dengan Konsumen. 
 
Hambatan-hambatan Komunikasi 
Hambatan  komunikasi  yang  dihadapi  oleh  humas  PT  PLN  (persero) 
Rayon  dalam  mempublikasikan  informasi  pelayanan  publik  pada  PT  PLN 
(persero)  Rayon    disamarinda  ilir  yaitu  hambatan  berupa  interpretasi  yang 
berbeda,  karena  kalangan  konsumen  memiliki  beragam  latar  belakang 
pendidikan, tentu memiliki pandangan yang berbeda dalam mengartikan pesan 
yang disampaikan humas melalui media komunikasinya. 
Berdasarkan  aspek-aspek  pendekatan  atau  strategi  humas,  PT  PLN 
(persero)  Rayon  telah  melaksanakan  strategi  pendekatan  secara  persuasif  dan 
edukatif  dalam  menyelesaikan  hambatan  yang  dihadapi,  dimana  pihak  humas 
PT  PLN  (persero)  Rayon  melakukan  pendekatan  secara  edukatif  yaitu 
memberikan  penerangan  kepada  kalangan  Konsumen  dan  pendekatan  secara 
eJournal Ilmu komunikasi, Volume 1, Nomor  2, 2013: 324 - 340 
338 
 
persuasif  agar  tercipta  saling  pengertian,  menghargai,  kesepahaman,  dan 
toleransi untuk penyelesaian masalah dari permasalahan yang timbul. 
Banyaknya  media  komunikasi  yang  digunakan  oleh  humas  PT  PLN 
(persero)  Rayon  untuk  menyebarkan  informasi  sesuai  dengan  teori  Uses  and 
Gratifications  yang  dimana  pengguna  media  adalah  pihak  yang  aktif  dalam 
proses  komunikasi,  pengguna  media  berusaha  untuk  mencari  sumber  media 
yang  paling  baik  di  dalam  usaha  memenuhi  kebutuhannya  akan  informasi. 
Artinya,  manusia  mempunyai  hak  untuk  memperlakukan  media,  dikarenakan 
tingkat  pemanfaatan  media  yang  berbeda  setiap  orang  maka  khalayak  aktif 
memilih media sesuai dengan kebutuhannya. 
Usaha meningkatkan strategi humas PT PLN (persero) Rayon bertujuan 
agar  seluruh  masyarakat  dan  konsumen  bisa  mengetahui  informasi  terkait 
dengan  informasi  pelayanan  publik  serta  perkembangan  PT  PLN  (persero) 
Rayon.  Beberapa  strategi  melalui  media  primer  dan  media  sekunder  dalam 
upaya  menjalin  hubungan  dengan  Konsumen  telah  dilakukan  oleh  humas  PT 
PLN (persero) Rayon. 
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara diketahui bahwa mayoritas 
konsumen  telah  mengetahui,  mengenal  dan  menggunakan  media-media 
komunikasi  yang  digunakan  oleh  PT  PLN  (persero)  Rayon,  sehingga  dapat 
disimpulkan  bahwa  upaya  humas  PT  PLN  (persero)  Rayon  dalam 
mempublikasikan  informasi  pelayanan  publik  melalui  media  komunikasi 
internal humas dan media komunikasi eksternal humas telah memberikan hasil 
positif bagi PT PLN (persero) Rayon. 
Berdasarkan  data  diatas  humas  PT  PLN  (persero)  Rayon  harus 
mengevaluasi strategi yang telah dilaksanakan agar dapat mempertahankan dan 
meningkatkan  hasil  yang  telah  dicapai,  humas  PT  PLN  (persero)  Rayon  juga 
harus  menyusun  strategi-strategi  komunikasi  baru  agar  hubungan  yang  telah 
terjalin dengan konsumen saat ini dapat terus terjaga. 
   
Kesimpulan 
  Berdasarkan  hasil  penelitian  dan  pembahasan  maka  dapat  disimpulkan 
bahwa  Humas  PT  PLN  (persero)  Rayon  telah  melaksanakan  berbagai  strategi 
humas    baik  internal  maupun  eksternal  sebagai  upaya  mempublikasikan  dan 
memberi informasi mengenai pelayan publik. 
  Strategi  yang  dilakukan  pada  publik  internal  (pegawai)  melalui 
majalah,  untuk  publikasi  eskternal  (masyarakat/konsumen)  menggunakan 
media  brosur,  leaflet,  poster,  papan  pengumuman,  website,  facebook,  twitter, 
televisi, dan surat kabar. 
  1. Beberapa  strategi  humas  PT.  PLN  (persero)  melalui  media  publikasi 
seperti    Majalah  internal,  Brosur,  Leaflet,  Papan  Pengumuman,  Poster, 
website,  facebook,  twitter,  Televisi,  surat  kabar  telah  dilaksanakan  dalam 
menyampaikan  informasi  tentang  pelayanan  pada  PT.  PLN  (persero) 
Rayon  Samarinda  Ilir    namun  pesannya  belum  maksimal  sampai  ke 
konsumen  maupun  masyarakat.  Dari  strategi  humas  tersebut  diketahui 
bahwa strategi humas dalam mempublikasikan informasi pelayanan publik 
          
pada  PT  PLN  (persero)  Rayon  di  samarinda  ilir,  yaitu  meliputi  Strategi 
awal  yang  dilakukan  humas  yaitu  melalui  perencanaan  terlebih  dahulu, 
dimana perencanaan dilakukan agar tujuan yang diharapkan dapat berjalan 
dengan  lancar,  strategi  serta  perencanaan  yang  dilakukan  Humas  PT  PLN 
(persero)  Rayon  yaitu  memilih  daerah-daerah  yang  strategis  untuk 
mensukseskan  keberlangsungan    mempublikasikan  informasi  pelayanan 
maupun  produk  PLN,  kemudian  melakukan  kampanye-kampanye  kepada 
masyarakat  sebagai  bentuk  pendekatan  komunikasi,  dan  hal  ini  dilakukan 
dengan  tujuan  mengubah  prilaku  khalayak  secara  konkret  dan  terukur, 
mendidik  untuk  berhemat  melalui  sosialisasi  di  kelurahan,  dapat 
membujuk  khalayak  membeli  produk  yang  mereka  pasarkan,  dan  dapat 
membangun  citra  positif  lembaga  dimata  publik  sehingga  muncul 
kepercayaan, penerimaan dan kesediaan publik untuk bekerjasama. Hanya 
beberapa  strategi  yang  pesannya  maksimal  sampai  ke  konsumen  maupun 
masyarakat yaitu melalui media Poster,brosur dan twitter. 

 2.    Hambatan  yang  dihadapi  oleh  humas  PT  PLN  (persero)  Rayon  adalah 

perbedaan  cara  pandangan  yang  sempit  dikalangan  konsumen,  perbedaan 
pemahaman,  tidak  adanya  respon  dan  tanggapan  dari  konsumen,  tingkat 
pendidikan dan jabatan konsumen dalam menanggapi kebijakan PLN yang 
disampaikan melalui media humas. 
Kegiatan publikasi  yang telah dilakukan oleh humas PT PLN (persero) 
Rayon  melalui  beberapa  media  internal  maupun  eksternal  telah  dilaksanakan 
walaupun  belum  maksimal  karena  belum  semua  masyarakat  mengetahui 
dengan jelas pelayanan yang diberikan PT PLN (persero) Rayon  
Saran 
  Berdasarkan  pembahasan  dan  kesimpulan  yang  telah  dijabarkan 
penulis,  maka  saran  dan  masukan  dapat  diberikan  dalam  pelaksanaan  strategi 
humas PT PLN (persero) Rayon dalam mempublikasikan pelayanan publik. 
  Saran  dan  masukan  diharapkan  berguna  agar  pelaksanaan  strategi 
humas  PT  PLN  (persero)  Rayon  dapat  sampai  ke  konsumen  dan  masyarakat 
pada  umumnya  secara  maksimal.  Saran-saran  yang  dapat  diberikan  oleh 
penulis sebagai berikut: 
1.  Diharapkan  bagi  Humas  PT  PLN  (persero)  Rayon  perlu  memperhatikan, 
memanfaatkan    dan  mengevaluasi  berbagai  media  publikasi  yang  dimiliki 
saat  ini  agar  dapat  memaksimalkan  penggunaannya  seperti  penyaluran 
informasi  melalui  media  komunikasi  yang  dimiliki.  Namun,  setiap 
perkembangan  PT  PLN  (persero)  Rayon  perlu  diinformasikan  kepada 
publik,  dan  evaluasi  setiap  media  yang  mengalami  penurunan  aktivitas 
serta  memaksimalkan  penggunaan  media  massa  yang  memiliki  jangkauan 
publik lebih luas. 
2.  Diharapkan  penggunaan  media  non  personal  seperti  media  informasi 
berbasis  IT  (internet)  lebih  ditingkatkan  seperti  optimalisasi  website  atau 
eJournal Ilmu komunikasi, Volume 1, Nomor  2, 2013: 324 - 340 
340 
 
jaringan  sosial  yang  sedang  berkembang  hal  ini  dikarenakan  di  era 
teknologi  seperti  ini  penggunaan  media  non  personal  lebih  diminati  oleh 
konsumen atau mitra kerja. 
DAFTAR PUSTAKA 
Abdurrachman,  Oemi.  2001.  Dasar-dasar  public  relations.  Bandung:  Citra 
Aditya Bakti. 
Anggoro, Linggar. 2005. Teori & Profesi Kehumasan. Jakarta : Bumi Aksana. 
Arikunto,  Suharsimi  2006.    Prosedur  Penelitian,  Suatu  Pendekatan  Praktik, 
Edisi Revisi, PT. Rineka Cipta, Jakarta. 
Bonar, 1993. Hubungan Masyarakat Modern, PT. Rineka Cipta, Jakarta. 
Cutlip,  Scott  M,  dkk.  2006.  Effective  Publik  Relations.  Jakarta  :  Kencana 
Prenada Media Group 
Effendy, Onong Uchjana. 1998.  Hubungan masyarakat. Bandung: PT Remaja 
Rosdakarya. 
Kusumastuti, Frida, 2004. Dasar-Dasar Hubungan Masyarakat,Cetakan Kedua, 
Ghalia Indonesia, Bogor. 
Miles,  Matthew  B  dan  A.  Michael  Huberman.  1992.  Analisis  Data  Kualitatif. 
Jakarta : Universitas Indonesia. 
Moenir,  H.A.S.  2001.  Manajemen  pelayanan  umum  di  Indonesia. 
Jakarta.BUMI AKSARA. 
Morissan. 2006. Pengantar Public Relations, Ramdina Prakarsa, Surabaya. 
Oemi,  Abdurrachman,  2001.  Dasar-dasar  Public  Relations,  PT.  Citra  Aditya 
Bakti, Bandung. 
Rachmadi,  F.  1993.  Public  relations  dalam  Teori  dan  Praktek.  Jakarta: 
Gramedia Pustaka Utama. 
Rumanti,  Maria  Assumpta.  2002.  Dasar-dasar  Public  Relations.  Jakarta:  PT 
Gramedia Widiasarana Indonesia. 
Ruslan,  Rosady,  2006.  Manajemen  Public  Relations  Dan  Media  Komunikasi, 
edisi revisi, PT. Raja Grafindo, Jakarta.  
Sugiyono,  2007.  Metode  Penelitian  Kuantitatif  Kualitatif  dan  R&D, 
ALFABETA, Bandung. 
Suhandang,  Kustadi.  1973.  Public  Relations  Perusahaan.  Bandung;  Karya 
Nusantara. 
Suryadi. 2007. Strategi mengelola Publik Relations. Jakarta: EDSA Mahkota.  
Sumber lain: 
http://www.anneahira.com/pengertian-pelayanan.htm  (diakses  6  September 
2012: 20.22). 
http://id.wikipedia.org/wiki/Pelayanan_publik  (  diakses  15  September  2012: 
20.22) 
http://www.scribd.com/doc/16912377/strategi-komunikasi 
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/konsep-definisi-perumusan.html 


https://www.scribd.com/document/230884208/Strategi-Humas-dalam-PLN

 

Comments